Jakarta, CNBC Indonesia
- Libur Hari Raya Jumat Agung membuat kurs rupiah tidak diperdagangkan di dalam negeri, namun di luar negeri (
offshore) rupiah masih berjaya melawan dolar Australia.
Jokowi efek setidaknya masih terasa di pasar valuta asing (valas). Selain itu, dolar Australia juga sedang mendapat tekanan dari data tenaga kerja yang kurang bagus. Itu sebabnya rupiah mendapat angin segar.
Pada perdagangan Jumat (19/4/19) pukul 11:51 WIB, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 10.037 per dolar Australia atau menguat 0,01%, setelah Kamis (18/4/19) kemarin berhasil menguat 0,67%.
Petahana Joko Widodo bersama calon wakil presiden Ma'ruf Amin yang memenangi Pilpres 2019 versi Quick Count atau hitung cepat. Kondisi ini menjadi sentimen positif bagi rupiah sejak Kamis kemarin.
Bahkan rupiah juga terlihat sudah menguat pada hari Rabu (17/4/19) di pasar luar negeri saat dimulainya perhitungan Quick Count yang kala itu sudah mengunggulkan sementara Jokowi, dari pesaingnya pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Sementara dari Australia, tingkat pengangguran dilaporkan naik menjadi 5,0% di bulan Maret oleh badan statistik setempat. Tingkat pengangguran Australia bulan sebelumnya sebesar 4,9%, dan prediksi bank sentral Australia (RBA) jika pasar tenaga kerja akan mengalami pelemahan mulai terlihat.
Pergerakan rupiah hingga siang ini membuat tren rupiah dalam sepekan menguat 0,66%, dan sepanjang bulan Maret 0,61%.
Sejak awal tahun (year-to-date) rupiah kini menguat hampir satu persen, tepatnya 0,94%.
Berikut tabel pergerakan dolar Australia terhadap rupiah (AUD/IDR) di bulan April.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Read More
Tidak ada komentar:
Posting Komentar