Rabu, 10 April 2019

Catat! Ini Calon Emiten Baru di Bursa Saham RI Market - CNBC Indonesia



Jakarta, CNBC Indonesia

Bursa Efek Indonesia

mencatat ada 21 calon emiten yang masuk dalam pipeline untuk melantai di Bursa Efek Indonesia di tahun 2019. Hingga Rabu (10/4/2019) 8 perusahaan yang telah melangsungkan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Berdasarkan data BEI, hingga Juni 2019 ada beberapa nama perusahaan yang siap menjadi perusahaan publik, yaitu perusahaan yang bergerak di sektor properti, PT Bliss Properti Indonesia Tbk, PT Yomari Eksis Indonesia Tbk perusahan yang bergerak di bidang ritel. Calon emiten selanjutnya, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. Selain itu, ada perusahaan  di sektor jasa keuangan, PT Fuji Multifinance Tbk, perusahaan di sektor properti PT Hotel Fitra Internasional.

Selain itu, perusahaan di sektor jasa perdagangan dan investasi, PT Surya Fajar Capital Tbk, PT Golden Flower Tbk, perusahaan di sektor infrastruktur utilitas PT Communications Cable Systems Indonesia Tbk, hingga perusahaan di sektor indusri kimia dasar, PT Darmi Bersaudara juga siap melantai di BEI dengan jadwal listing pada 15 Mei 2019 mendatang.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede meminta pelaku pasar tetap optimistis dan tidak perlu khawatir dengan situasi di pasar saham menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) yang akan berlangsung pekan depan. Sejak era reformasi, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu positif di tahun penyelenggaraan Pemilu.

Menurut Nyoman, sejak periode 2001 hingga saat ini, pilpres selalu membuat pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak. "Kami sudah pelajari bahwa pemilu-pemilu yang sebelumnya indeks (IHSG) malah naik," kata Nyoman saat Workshop Go Public Bersama BRI Group dengan tema 'Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan Perusahaan Melalui IPO Saham di Gedung BEI, Rabu (10/4/2019).

Berdasarkan data BEI, pada pemilu 2004 IHSG melambung 45%, kenaikan terjadi lagi di pilpres tahun 2009 sebesar 87%, dan pilpres 2014 IHSG kembali naik 22%.

Dari data itu terlihat IHSG justru menurun di tahun sebelum pemilu, kecuali pemilu tahun 2004. Setahun sebelum pilpres 2009, IHSG anjlok 51%. Begitu juga di tahun 2013, IHSG melemah 1%. Di tahun 2018, IHSG anjlok 2,54%. "Pernah turun tidak? pernah. Di tahun 2008 [turun] tapi itu bukan karena kondisi pemilu tapi karena kondisi global, walaupun di tahun pemilu 2009 ditutup naik," ucap Nyoman menambahkan. 

(roy/roy)







Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar